Pertama kali menulis, lirik lagu Wieke Gur langsung jadi juara lomba tahun 1985.
Sudah lebih dari 50 lagu ditulisnya, sebagian besar menjadi hit melalui suara penyanyi terkenal, tetapi kecuali kenal nama, publik umumnya tak banyak tahu tentang Wieke Gur.
Nama Wieke hampir selalu dikaitkan dengan musisi ternama, almarhum Elfa Secioria, maklum lagu-lagunya memang bersanding dengan aransemen musik buatan Elfa.
"Jadi Bang Elfa yang buat musiknya, saya yang isi liriknya," kata ibu berputra tiga ini.
Lagu pertama besutan duo Elfa-Wieke, Selamat Datang Cinta, menjadi pemenang Festival Lagu Populer Indonesia tahun 1985.
Elfa sudah lebih dulu kondang di dunia musik tanah air saat itu, dan merupakan kolega di Sekolah Musik Yamaha, tempat Wieke mengajar electone selama 10 tahun.
"Dia tahu kalau Ibu saya mengajar Bahasa Indonesia. Mungkin juga dia sudah tahu saya, tapi tiba-tiba saja dia minta saya buat lirik dan akhirnya jadi Selamat Datang Cinta," kata Wieke.
Diajak bekerja sama oleh orang yang dijulukinya 'jenius dalam musik' membuat Wieke bersemangat.
"Sejak Selamat Datang Cinta itu, istilah almarhum (Elfa) dia sudah resmi meminang saya sebagai penulis liriknya," tambahnya sambil tertawa.
Lirik demi lirik mengalir dan mengantar lagu-lagunya menjadi hits era 80-90an. Jika Selamat Datang Cinta dipopulerkan Harvey Malaiholo (dan kemudian oleh Elfa's Singers dan Sherina Munaf), maka lagu-lagu berikutnya dinyanyikan oleh Elfa's Singers, Emilia Contessa hingga Yopie Latul dan Shakila.
Lagu-lagu itu juga kemudian menjadi jago di berbagai festival mulai lomba cipta lagu tingkat nasional sampai festival kelas dunia seperti Kusadari (FLPI 1987) dan Seandainya S'lalu Satu (FLPI 1986 dan World Pop Song festival 1986).
Kaidah bahasa
Sejak 12 tahun lalu, Wieke meninggalkan Jakarta dan menetap di Australia. Tetapi aktivitas menulis lirik lagu, tidak pernah dia tinggalkan terutama saat Elfa masih hidup.
"Kami seperti berkomunikasi tanpa kata-kata saja," katanya melukiskan cara kerjanya dengan Elfa.
Elfa sendiri, seperti ditulis media, mengakui 'perjodohan' musiknya dengan lirik tulisan Wieke.
Menurut musisi berbadan tambun itu, Wieke punya bakat khusus menulis lirik bahkan dalam kondisi mepet waktu.
Misalnya Wieke tidak keberatan menulis 'dengan sistem interlokal' dari studio di Jakarta tempat Elfa bekerja ke rumah Wieke di Perth.
Pasangan komposer dan penulis lirik ini mendulang banyak sukses era '80 sampai '90an.
Tetapi kerja kilat semacam ini, menurut Elfa, tak pernah mengorbankan kualitas baik segi artistik maupun estetik.
Wieke misalnya, selalu berusaha menulis dengan menggunakan kaidah bahasa yang baik dan benar.
"Tujuan utama saya (menulis) saya ingin berkomunikasi dan untuk itu saya harus menggunakan bahasa yang baik dan benar," katanya.
"Saya ingin buktikan Bahasa Indonesia yang baik dan benar itu bisa indah, puitis, mampu mewakili perasaan dan ekspresi kita."
Tinggal jauh dari tanah air, menurut Wieke juga membuatnya merasa makin perlu memelihara memelihara kecintaan pada Bahasa Indonesia.
Lirik berbahasa Indonesia, katanya, mampu membawa pendengar pada alam 'keindahan, kedalaman dan romantisme' dan menggiring imajinasi 'jauh tinggi meleihi sekedar kata-katanya'.
"Itu ambisi tersembunyi saya. Terlalu berlebihan barangkali ya?" tambahnya sambil tertawa.
Karya solo
Kehilangan besar dirasakan Wieke Gur saat Elfa Secioria meninggal dunia dengan tiba-tiba Januari 2011.
Satu hal yang disyukurinya adalah sejak 2005 dirinya sudah mulai mencoba-coba sendiri menulis lagu, mengurangi ketergantungan seratus persen pada komposisi buatan Elfa.
Kusadari memenangkan penghargaan lagu terbaik kedua Festival Lagu Populer Indonesia 1987
Salah satu lagunya, Asmara, sempat didengar almarhum dan Elfa kemudian turut membuat aransemen hingga me-mixing lagu itu.
"Lagu ini sudah pernah direkam oleh penyanyi tanah air, namanya Vivin (Hervina), dan sekarang sedang dalam proses akan dipakai sebagai single album barunya Shakila di Amerika," tambah Wieke.
Proses mencipta sendiri dan kemudian mendukungan itulah yang menurut Wieke memompa percaya dirinya dan membuat minat menulis karya solo makin membara.
Sudah beberapa agu baru mulai lahir meski diakuinya mencipta masih sekedar hobi, sehingga tak ada target tertentu.
"Saya bersyukur sempat melalui masa transisi waktu almarhum masih ada, lagu-lagu itu benar-benar karya terakhir bersamanya."