Meraup uang dari sampah dan limbah

Written By Unknown on Senin, 02 Februari 2015 | 17.18

Tom Szaky

Tom Szaky berbicara cepat sekali, seakan-akan ia tidak ingin waktu sejam wawancara tersebut terbuang sia-sia.

Penghematan adalah hal yang penting bagi pendiri dan kepala eksekutif TerraCycle, perusahaan yang bertujuan untuk mengurangi sampah dan limbah.

"Saya sadar bahwa itu sangat idealistis," kata dia. Namun, menurut dia, sejauh ini semua berjalan dengan baik.

Dalam waktu 13 tahun, TerraCycle yang berbasis di AS telah bertumbuh dari perusahaan yang dijalankan dari ruang bawah tanah hingga sekarang beroperasi di 21 negara. Tahun lalu perusahaan tersebut memiliki pendapatan senilai $20 juta (£13 juta) dan 115 karyawan.

Model bisnis perusahaan itu adalah untuk mengambil limbah dan mengubahnya menjadi sesuatu yang berguna. Mereka mengumpulkan benda-benda yang umumnya dianggap sulit untuk didaur ulang - seperti puntung rokok, kopi kapsul, atau bungkus biskuit - dan mencari cara untuk menggunakan barang-barang tersebut.

Sampah-sampah itu diolah menjadi bahan material dan menjualnya kepada produsen, dan kadang-kadang mengubahnya menjadi produk lain seperti tas, bangku atau tempat sampah.

Mereka bergantung pada kontrak dengan perusahaan lain - seperti McVities, Johnson & Johnson, dan Kenco - yang membayar TerraCycle untuk mengambil sampah mereka, serta konsumen yang mengumpulkan dan mengirimkan sampah mereka, dengan imbalan sumbangan yang diberikan kepada yayasan amal.

Pengalaman Hungaria

Dengan rambutnya yang berantakan, memakai celana jins dan kaus, Tom, 33, terlihat seperti generasi baru pengusaha muda pada umumnya yang menghindari formalitas.

Upaya penghematan ekstrim juga dilakukan Tom yaitu menggunakan celana jins yang sama setiap hari selama setahun terakhir, kecuali padi akhir pekan ketika mereka dicuci.

Tom lahir di masa komunis di Hungaria dan melarikan diri dari negara tersebut dengan orang tuanya pada usia empat tahun, dan akhirnya menetap di Kanada pada usia 10 tahun, setelah tinggal di Holland. Ia mengatakan seluruh model bisnisnya lahir dari pengalamannya dari dua sistem ekonomi yang berbeda.

"Pada waktu itu di Hungaria, anda membutuhkan ijin untuk memiliki televisi," jelasnya.

Anda tidak bisa langsung membeli televisi. Setelah mengajukan permohonan ijin mungkin setahun setelah itu anda akan mendapatkan sebuah televisi hitam putih yang memainkan hanya satu saluran milik pemerintah.

Tom mengatakan: "Beberapa tahun setelah itu, kami berada di Kanada dimana setiap hari Jumat saya dan ayah saya berkeliling dan melihat setumpuk televisi yang dibuang dari gedung-gedung apartemen.

"Kami kemudian mengambil beberapa – iseng saja, karena kami berpikir 'siapa yang akan membuang sebuah televisi?' dan mereka semua berjalan dengan baik dan berwarna!"

Hal tersebut, tambahnya, membuatnya berpikir mengenai konsep sampah. Pada saat yang sama, ia terkesan dan terinpirasi oleh para pengusaha yang ditemuinya di Kanada (orangtua teman-temannya), dan memutuskan bahwa ia akan membuka usahanya sendiri.

Mendulang keuntungan

Fakta TerraCycle

  • Didirikan di AS pada tahun 2002
  • Diluncurkan di Inggris pada tahun 2009
  • Telah mencegah dibuangnya 2.5 milyar potong sampah
  • Menyumbangkan lebih dari $6 juta kepada yayasan amal dan sekolah
  • - Menghasilkan uang dari mendaur ulang sampah beberapa perusahaan dan menjual hasilnya kepada produsen
  • Juga menawarkan sumbangan ke yayasan ketika masyarakat menyumbangkan sampah mereka
  • Putung rokok yang mereka kumpulkan diubah menjadi palet plastik

TerraCycle didirikan pada tahun 2002 setelah Tom keluar dari Universitas Princeton di New Jersey pada usia 19 tahun untuk mengembangkan idenya – diikuti rasa kecewa orangtuanya yang sangat percaya pada pentingnya pendidikan.

"Ya itu merupakan salah satu momen ketika seorang anak berkata kepada orangtuanya bahwa ini kehidupan saya dan saya akan melakukan apa yang saya inginkan. Sebuah terobosan memang," akunya.

Produk pertama yang dikeluarkan oleh TerraCycle adalah pupuk organik yang dibuat dari "kotoran cacing". Dalam waktu lima tahun, perusahaan tersebut memiliki penjualan sebesar $3-4 juta namun tetap merugi. Pada saat itu Tom sadar bahwa sistemnya salah.

"Kami memikirkan produk lalu mencari sampah yang sesuai untuk membuatnya.

"Lima tahun setelah memulai bisnis ini, kami mengubah segalanya," katanya. "Daripada memikirkan produknya dulu, kami mulai dari sampahnya… kami harus mengatasi bungkusan makanan ringan, putung rokok dan sebagainya."

Tanpa kesadaran tersebut, TerraCycle tidak mungkin menjadi bisnis yang menguntungkan, menurut Tom. Dan Tom sangat percaya pada keuntungan.

"Banyak pengusaha muda berpikir bahwa mereka dapat melakukan hal yang mulia dan tidak mendapatkan untung, atau melakukan hal yang negative namun menghasilkan uang.

"Saya tidak ingin memilih – saya ingin menghasilkan uang dengan melakukan hal yang baik.

"Manusia juga terdorong oleh keuntungan pribadi. Bila saya menjual perusahaan ini saya akan menghasilkan jutaan, dan itu merupakan motivasi dasar.

"Pada dasarnya saya memang ingin menjalankan hidup saya seperti ini, namun ditambah dengan faktor bahwa saya dapat menghasilkan keuntungan yang besar – itu sangat positif, saya tidak bisa bilang hal itu buruk."

Tom menganggap usahanya itu sebagai pertemuan antara komunisme dan kapitalisme. Sebagai kepala eksekutif, ia hanya dapat menghasilkan pendapatan tujuh kali lebih banyak dari pegawai terendah.

Dan semua aspek bisnis tersebut amat trasparan, katanya, jadi ia dan setiap pegawainya menerima laporan yang sama mengenai kemajuan bisnis.

Perkantorannya pun ditata secara terbuka, dan biasanya terletak di daerah kota yang relatif murah – di AS, mereka berada di Trenton, New Jersey dan Inggris di Perivale, di bagian barat London.

Sebagai bagian dari upaya kreatif perusahaan itu, mereka juga memiliki acara TV sendiri.

Tantangan yang dihadapi TerraCycle, yaitu untuk tetap melibatkan perusahaan-perusahaan besar.

"Yang penting adalah organisasi mempertahankan minat mereka di terhadap ini [program daur ulang TerraCycle], karena semua orang melakukan hal yang baru," kata Tom.

Sedangkan masyarakat yang mengirimkan barang-barang mereka untuk didaur ulang, ia mengatakan bahwa mereka tidak mendapatkan imbalan nyata atas kontribusi mereka.

"Anda hanya membeli kepuasan batin - jadi itu merupakan layanan produk yang lebih sulit dijual, karena kurangnya imbalan fisik. Berbeda dengan membeli sebuah tas atau sebungkus kopi. Kami menjual sesuatu yang esoteris."

Mungkin hanya kepuasan batin, namun hal itu diminati para investor - Tom dalam pembicaraan untuk menjual saham sebesar 20% kepada sebuah perusahaan Inggris yang tidak disebutkan namanya untuk sekitar $20 juta.


Anda sedang membaca artikel tentang

Meraup uang dari sampah dan limbah

Dengan url

http://majalahviaonline.blogspot.com/2015/02/meraup-uang-dari-sampah-dan-limbah.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Meraup uang dari sampah dan limbah

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Meraup uang dari sampah dan limbah

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger