Kondisi gua-gua di Maros, Sulawesi Selatan lokasi temuan salah satu karya seni tertua di dunia sangat mengkhawatirkan, kata seorang arkeolog.
Pernyataan itu disampaikan oleh Dr. Muhammad Ramli, peneliti dari Badan Pelestari Peninggalan Purbakala Makassar, yang terlibat dalam penelitian tersebut.
"Gua-gua lukisan itu sudah banyak mengalami kerusakan, terutama ada tiga faktor yang pertama terkelupas dan aus, pewarnanya terbuka kemudian banyak ditutupi CO2 yang meleleh dan terjadi pengapuran," kata Ramli kepada wartawan BBC Pinta Karana.
Dalam laporan yang dimuat di jurnal Nature, temuan di Indonesia ini berasal dari 40.000 tahun yang lalu dan dapat memberikan gambaran lebih lanjut tentang bagaimana manusia menemukan kemampuan memproduksi barang seni.
Namun banyak hal diantaranya faktor alam seperti perubahan lingkungan dan cuaca serta aktivitas industri seperti pabrik semen, marmer atau tambang mengakibatkan kondisi gua sangat rentan.
"Ada penambangan batu karst padahal batu karst menyimpan air sehingga otomatis debit air berkurang dan terjadi ketidakseimbangan lingkungan... misalnya kalau panas kepanasan sedangkan di musim hujan tingkat kelembaban sangat tinggi," kata Ramli lagi.
Ia berharap pemerintah setempat dapat melakukan tindakan untuk mengevaluasi dan meningkatkan upaya pelestarian.
"Pemda harus memperhatikan karena ini sudah milik dunia," tambahnya.
Penelitian kerjasama antara Pusat Arkeologi Nasional (Indonesia), Universitas Wollongong dan Universitas Griffith (Australia),
Penelitian ini dilakukan sejak 2011 dan memetakan lebih dari 100 gua di derah perbukitan karst di wilayah Maros, Sulawesi Selatan.
Dari total gua yang diteliti, 60 diantaranya terdapat lukisan seperti lukisan tangan dan babi rusa.
Anda sedang membaca artikel tentang
Arkeolog prihatin kondisi gua kuno Sulawesi
Dengan url
http://majalahviaonline.blogspot.com/2014/10/arkeolog-prihatin-kondisi-gua-kuno.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Arkeolog prihatin kondisi gua kuno Sulawesi
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Arkeolog prihatin kondisi gua kuno Sulawesi
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar