Puisi di Taman awali Pesta Sastra ASEAN 2015

Written By Unknown on Senin, 16 Maret 2015 | 17.18

alf 2015 Dinda Kanya Dewi
Aktris Dinda Kanya Dewi tampil dengan "Sajak Sebatang Lisong" Rendra dan sebuah karya sendiri.

ASEAN Literary Festival digelar di Jakarta untuk kedua kalinya. Ini perhelatan sastra yang dilangsungkan seminggu lamanya di berbagai tempat di Jakarta, melibatkan bukan saja sastrawan dari berbagai penjuru dunia, tapi juga para "pemula" dan masyarakat awam.

Langit di atas Taman Menteng, Minggu sore (15/3) itu cerah penuh matahari hangat. Cuaca yang pas untuk suatu Puisi di Taman, alias Poetry in the Park, acara yang menandai pembukaan ASEAN Literary Festival (ALF) 2015, yang akan berlangsung hingga 22 Maret mendatang.

Apa daya. Cuaca berkhianat. Mendadak sontak hujan turun. Namun ini sudah diantisipasi: acara bergeser ke Ruang Kaca.

Sejumlah penulis, penyair, dan akademisi sastra hadir. Juga aktris, pegiat teater, pekerja LSM, aktivis budaya, dan masyarakat umum. Hadir pula, antara lain, Duta Besar Inggris Moazzam Malik --dubes salah satu negara barat terkuat ini memang keturunan Pakistan.

Okky Madasari
Novelis dan Direktur Program Okky Mandasari membuka ALF 2015 dengan "Puisi di Taman"

Para penampil dalam rangkaian baca puisi santai ini antara lain penyair Josephine Chia dari Singapura, dan Idriss Bouskine dari Aljazair, penulis Tommy F Awuy, dan Sarasswati Dewi dari Indonesia, selain Okky Madasari yang juga Direktur Program festival ini. Dengan berbagai puisi dan aksi panggung, tampil pula aktris Dinda Kanya Dewi, para pegiat sastra dan budaya seperti Steve Elu, Andi Gunawan, Bernard Batubara, Bentara Bumi, Komunitas Sastra Kalimalang, dan puluhan hadirin yang sebagian besar anak muda.

Kaum belia rupanya menjadi salah satu sasaran utama festival ini, papar Okky Madasari, novelis yang juga direktur program dan salah satu penggagas ALF.

Karena itu, "Kami secara khusus melibatkan banyak penulis muda berbakat yang masih belum mendapat banyak kesempatan selama ini. Itu komitmen utama ALF sejak awal," Okky Madasari menjelaskan.

ALF 2015 mengambil tema "Questions of Conscience," pertanyaan-pertanyaan nurani.

Ini merupakan "respons atas dinamika global dan perkembangan zaman, terutama terkait dengan laju konsumerisme dan perkembangan teknologi informasi, Direktur ALF, Abdul Khalik, menjelaskan.

Tunggal Pawestri
Anak-anak muda merupakan komitmen utama ALF sejak awal

"Bagaimana sastrawan dan karya sastra ASEAN dan Asia pada umumnya menghadapi perubahan? Masihkah karya sastra menjadi suara hati nurani dalam memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan?" tambahnya.

ASEAN Literary Festival ke 2 digelar selama seminggu sejak 15 Maret kemarin hingga 22 Maret mendatang di berbagai tempat di Jakarta. Selain Puisi di Taman di Taman Menteng saat pembukaan, kegiatan ALF tahun ini antara lain tur sastra di Perpustakaan Jakarta Barat, Perpustakaan Jakarta Pusat, Perpustakaan Jakarta Selatan, kampus Universitas Indonesia dan UIN Jakarta, dengan berbagai acara seperti diskusi, lokakarya, baca karya, pemutaran film dan lain-lain.

Sementara sejumlah acara pokok akan berlangsung di Taman Ismail Marzuki Jakarta mulai 19 hingga 22 Maret 2015, berupa diskusi, workshop sastra dan pertunjukan, termasuk konser pianis dunia, Ananda Sukarlan dan kuliah umum alias orasi Ma Thida seorang penulis dan aktivis HAM Burma yang pernah menjadi tahanan politik.

Tommy Awuy
Penulis dan akademisi, Tommy F Awuy dengan karyanya "Cinta Pada Sumbu Bumi"

ALF diselenggarakan pertama kali tahun 2014, berangkat dari gagasan bahwa "meski berada di satu wilayah Asia Tenggara, kita tak saling mengenal karya-karya sastra dan sastrawan dari negara-negara ASEAN," ungkap salah satu pengagasnya, Okky Madasari, novelis yang memenangkan Khatulistiwa Literary Award 2012 untuk karyanya, "Maryam."

"Di dunia internasional, karya sastra Asia Tenggara juga belum mendapat perhatian yang besar. ASEAN Literary Festival ingin menjadi jembatan atas persoalan ini," katanya pula.

Dan ALF 2015 ini melibatkan para sastrawan dari 20 negara meliputi negara-negara Asia Tenggara, Cina, Korea Selatan, Australia, Aljazair, Jepang, Jerman, Norwegia, Amerika Serikat dan India.

Yang menjadi musabab, tambah Okky, karena ALF memang diarahkan untuk "menjadi ruang bertemu tidak hanya bagi sastrawan Asia Tenggara tapi juga sastrawan dari belahan dunia lain."


Anda sedang membaca artikel tentang

Puisi di Taman awali Pesta Sastra ASEAN 2015

Dengan url

http://majalahviaonline.blogspot.com/2015/03/puisi-di-taman-awali-pesta-sastra-asean.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Puisi di Taman awali Pesta Sastra ASEAN 2015

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Puisi di Taman awali Pesta Sastra ASEAN 2015

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger