Perilaku anak-anak berkebutuhan khusus cenderung memburuk ketika mereka mulai bersekolah, ungkap sebuah penelitian.
Hasil penelitian The Millennium Cohort Study menunjukkan anak-anak berkebutuhan khusus bisa menjadi lebih hiperaktif dan mengalami kesulitan berteman dengan rekan sekelas mereka.
Temuan ini mendesak tindakan segera terhadap perilaku intimidasi di sekolah.
Anak-anak berkebutuhan khusus dapat mengalami kesulitan dalam "berbagai bidang" di sekolah kata salah satu peneliti, Profesor Lucinda Platt.
Para peneliti dari Institute of Education, London School of Economics dan the National Children's Bureau, menganalisa data dari sekitar 6.371 anak di Inggris, yang lahir pada tahun 2000 dan 2001, dan mengikuti penelitian The Millennium Cohort Study.
Anak-anak tersebut kemudian dibandingkan dengan anak-anak tanpa kebutuhan khusus dalam berbagai aspek perkembangan seperti belajar dan masalah kesehatan.
Dalam penelitian ini terdapat pula anak-anak dengan penyakit jangka panjang seperti asma dan gangguan pendengaran atau kesulitan belajar.
Data didapatkan dari orangtua para anak mengenai keadaan emosi anak, hubungan anak dengan orang lain dan masalah perilaku pada usia tiga, lima dan tujuh tahun.
Para peneliti mampu menelusuri akar permasalahan dan mengidentifikasi perbedaan antar kelompok.
Anak-anak dengan penyakit jangka panjang cenderung menampilkan perilaku hiperaktif, mengalami kesulitan bergaul dengan anak-anak lain dan memiliki masalah emosional.
Sikap ini sering menjadi menjadi lebih jelas antara usia tiga dan tujuh tahun.
Oleh karena itu, para peneliti meminta sekolah untuk lebih menerima anak-anak berkebutuhan khusus dan "merayakan perbedaan pada setiap individu".
Anda sedang membaca artikel tentang
Anak berkebutuhan khusus 'buruk' di sekolah
Dengan url
http://majalahviaonline.blogspot.com/2014/10/anak-berkebutuhan-khusus-buruk-di.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Anak berkebutuhan khusus 'buruk' di sekolah
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Anak berkebutuhan khusus 'buruk' di sekolah
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar